Tuesday, 14 March 2017

Saat Menunda Menjadi Kebiasaan, apa Solusinya? yuk read!!!

Menunda mungkin memang bukan sebuah dosa atau sesuatu yang sangat memalukan dan membuat hidup kita tercela di mata orang lain. Namun, jika kita selalu melakukannya dan mengulanginya kembali dengan baik, maka ini bisa menjadi sebuah kebiasaan buruk yang akan sangat sulit untuk dihilangkan dari dalam diri kita, meskipun kita sangat berharap untuk bisa mengubahnya.
Menunda pekerjaan serta berbagai hal lainnya di dalam kehidupan kita adalah sebuah hal yang sangat sering kita lakukan, bahkan meski itu seringkali menimbulkan berbagai masalah bagi diri kita sendiri. Kita begitu senang melakukan hal ini, mengulangnya lagi, dan melakukannya kembali, sehingga kebiasaan ini bisa saja menjadi bagian dari diri kita dan bahkan menjadi karakter yang melekat sedemikian rupa. Ini bukanlah sebuah kebiasaan yang baik, bahkan meski hanya terjadi sesekali saja, kebiasaan ini akan sangat merugikan diri kita sendiri.
Menundah Sebagai Hambatan bagi masa depan
Kebiasaan menunda – nunda pekerjaan tentu menjadi hal yang cukup merepotkan, terutama jika ternyata kita memiliki kebiasaan untuk menyelesaikan segala sesuatunya di saat-saat terakhir. Bayangkan, bagaimana sebuah pekerjaan harus diselesaikan dalam waktu yang mendesak dan terburu-buru, sudah tentu hasilnya tidak akan sempurna dan mungkin saja memiliki banyak kekurangan. Ini tentu sangat merugikan, bukan?
Jika kita membiarkan kebiasaan ini selalu terjadi di dalam kehidupan kita, maka akan ada banyak sekali kesempatan baik yang terbuang dengan percuma. Bila menjadi seorang pebisnis yang suka menunda – nunda pekerjaan, maka bisa dipastikan sejumlah peluang bisnis akan terlewatkan dengan sia-sia akibat kebiasaan menunda – nunda. Di saat orang lain telah selesai mempresentasikan bisnisnya, kita baru saja akan menyusun bahan untuk kegiatan tersebut di dalam bisnis kita. Sudah bisa dipastikan, kita akan terpuruk dan tertinggal jauh di belakang pesaing-pesaing lainnya.
Bahkan meski hanya menjadi seorang pekerja kantoran sekalipun, kebiasaan menunda ini akan menjadi sebuah hambatan besar di dalam karir kita. Perusahaan akan selalu melihat ketangkasan dan juga kecerdasan seseorang yang akan mereka promosikan, bukan seseorang yang selalu keteteran dengan sejumlah jadwal dan juga pekerjaan yang tertunda. Kesempatan untuk memiliki karir yang cemerlang, akan menjadi sebuah hal yang “mustahil” jika kita memiliki kebiasaan menunda – nunda pekerjaan.
Berubah untuk masa depan yang lebih cerah
Meninggalkan sebuah kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan, tentu bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan niat dan juga kerja keras untuk bisa mengubah kebiasaan menunda – nunda yang kita miliki. Mulailah menghargai setiap waktu yang kita miliki, sehingga kita bisa menggunakannya untuk berbagai hal yang berguna di dalam kehidupan kita. Miliki motivasi yang kuat untuk berubah, sebab jika tidak sekarang, kapan lagi kita akan melakukannya?
Jangan malas untuk mendisiplinkan diri, meskipun ini akan terasa sangat sulit untuk dilakukan. Dengan disiplin yang tinggi di dalam diri kita sendiri, maka kebiasaan menunda – nunda yang kita lakukan selama ini perlahan akan hilang dan tergantikan dengan kebiasaan disiplin dan tepat waktu. Kita akan terbiasa dengan kehidupan yang lebih teratur dan terjadwal, sehingga berbagai urusan dan pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Cintai pekerjaan yang kita miliki saat ini, sehingga kita akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar serta keinginan untuk berhasil di bidang tersebut. Jika kita memiliki keinginan untuk maju dan berhasil di masa depan, maka lakukan hal tersebut dari sekarang, berhentilah menunda – nunda pekerjaan dan juga kesuksesan.


Friday, 20 January 2017

Cerita Insfiratif Semua Tentang Harapan

Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!


Makna yang terkadung pada Bunga Mawar

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.
Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.
Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”
Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.
Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Tuhan yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.
Banyak orang yang tak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu. Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang lain lah yang kadang harus menunjukannya.
Jika kita bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya akan
merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul.
Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.
Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.

Wednesday, 28 September 2016

Pembelajaran Berharga

Seorang ibu bertanya kepada anaknya yang berusia 5 tahun, “Kalau mama dan kamu sedang pergi bermain bersama, lalu kita kehausan tapi tidak ada air, dan kebetulan di dalam tas kecil kamu ada 2 buah apel, apa yang kamu akan lakukan?”Si anak berpikir sejenak, lalu menjawab mantap, “Saya akan menggigit kedua apel tersebut.”Mendengar jawaban si anak, ibunya pun kecewa. Awalnya ia berpikir untuk segera mengajarkan anaknya mengenai apa yang seharusnya dilakukan, namun sang ibu terdiam dan mencoba bersabar.Kemudian sang ibu berkata lembut sambil membelai sayang kepala anaknya, “Bisakah kamu beritahu mama alasan, kenapa kamu melakukan itu?”Si anak pun menjawab dengan lugu, sambil matanya berbinar cerah. “Karena…. karena saya mau memberikan apel yang lebih manis kepada mama.”🙂Begitu mendengarnya, hati sang ibu pun tersentuh. Tanpa terasa, air mata haru pun jatuh membasahi pipinya.

Terkadang, dalam keluarga dekat/harmonis pun, bisa muncul kesalahpahaman. Untuk itu, yang kita perlukan adalah kesabaran dan kemauan untuk mendengar secara tuntas penjelasan dari orang-orang yang kita kasihi.

~aw~

Tuesday, 2 February 2016

kisah inspiratif Sesuatu Yang Berharga


Sesuatu Yang Berharga
Seorang pemuda membawa ayahnya yang telah tua dan agak pikun ke sebuah restoran terbaik di kotanya. Ketika makan, tangan sang ayah gemetar sehingga banyak makanan tumpah dan tercecer mengotori meja, lantai, dan bajunya sendiri. Beberapa pengunjung restoran, melirik situasi tersebut.
Namun pemuda itu terlihat begitu tenang. Ia membantu dengan sabar dan menanti sang ayah selesai makan. Setelah selesai, ia membawa sang ayah ke kamar mandi, untuk dibersihkan tubuh dan pakaiannya dari kotoran. Setelah itu, ia mendudukkan ayahnya kembali di kursi, dan dengan tenang ia pun membersihkan makanan yang tercecer di sekitar meja tempat ayahnya makan, Kemudian, ia membayar tagihan makan malam pada kasir restoran itu, menghampiri ayahnya, dan menuntunnya keluar.
Pemilik restoran yang sedari tadi mencermati perilaku pelanggannya ini, bergegas keluar menyusul si pemuda yang sedang menuntun ayahnya itu. Setelah berhasil menyusul, ia berkata, “Terima kasih, Anda telah meninggalkan sesuatu yang berharga di restoranku.”
Pemuda itu balik bertanya, “Memangnya barang berharga apa yang aku tinggalkan…?”
Sambil menepuk pundak si pemuda, pemilik restoran berkata, “Engkau telah meninggalkan pembelajaran yang mahal pada kami semua, tentang luhurnya nilai berbakti kepada orang tua.”
“Bakti” bagi setiap orang terhadap orangtuanya, tentu tidak sama satu sama lain, karena situasi yang berbeda-beda. Tapi yang pasti: bakti adalah hal yang tidak bisa kita abaikan. Seburuk apa pun rupa maupun kondisi orangtua kita, mereka tetap layak dan harus dihormati.

Pohon dan Anak


pohon dan anak Ada pohon besar di dalam hutan dengan batang yang tebal, banyak dahan besar, dan berdaun rimbun. Seorang anak yang kesepian datang ke pohon itu untuk bermain.
Anak itu membayangkan ia mendengar pohon itu berkata ramah kepadanya, “Ayo panjatlah aku. Bangunlah rumah bermain kecil di atas sini. Kamu boleh menggunakan dahan kecilku jika kamu mau, juga daunku yang berlimpah.” Maka anak itu memanjat pohon itu, mematahkan beberapa ranting, mengambil dedaunan, dan membuat rumah rahasia yang tinggi di pohon itu. Meski itu menyakiti pohon, namun pohon itu bahagia berkorban sedikit untuk melihat anak itu mendapatkan begitu banyak kesenangan. Selama hari-hari yang panjang, anak itu akan bermain di dalam rumah pohon. Pohon itu puas.
Ketika anak itu tumbuh lebih dewasa, ia berhenti bermain di pohon itu. Pohon itu menjadi sedih, rantingnya merunduk dan deadunannya kehilangan kilaunya.
Selang beberapa tahun, anak yang kini remaja itu kembali.  Pohon itu kegirangan melihatnya lagi. Pemuda itu merasa ia mendengar pohon itu berkata, “Ayo panjatlah aku lagi. Rumah pohon lamamu masih di sini. Aku merindukanmu.”
“Kini aku terlalu tua untuk bermain rumah pohon,’ pikir remaja itu. “Aku ingin kuliah tapi aku terlalu miskin.”
“Tidak masalah,’ pohon itu tampaknya berkata, “Kembalilah seminggu lagi. Aku akan mengeluarkan buah. Aku akan hasilkan ekstra. Silakan panen semua buahku dan juallah untuk membayar biaya kuliahmu.”
Maka anak itu kembali tujuh hari kemudian. Pohon itu dipenuhi buah ranum. Anak itu mengambil semuanya sampai buah yang terkahir, menjualnya, dan cukup untuk biaya kuliah satu tahun. Pohon itu sangat bahagia.
Anak itu kembali selama tiga tahun berikutnya, mengambil setiap buahnya dan menjualnya untuk memnuhi biayanya. Pohon itu gembira. Pohon itu bahkan kelihatannya berusaha lebih keras tiap tahunnya untuk menghasilkan lebih banyak buah untuk sahabatnya, meskipun ini membuat pohon itu kelelahan dan makin sakit.
Ketika anak itu lulus, ia berhenti datang. Pohon itu sedih lagi. Beberapa tahun kemudian, anak itu, kini menjadi pemuda, kembali. Ia memiliki kesan yang sangat jelas bahwa pohon tua itu menangis kegirangan melihatnya lagi. “Tunggu beberapa hari lagi. Walau aku kini agak lemah, aku masih bisa menghasilkan banyak buah agar kamu jual untuk biaya kuliahmu.”
“Aku tidak kuliah lagi,” kata pemuda itu, “aku sudah punya pekerjaan. Aku sudah jatuh cinta dan ingin menikah, namun kami membutuhkan rumah untuk ditinggali.”
“Tidak masalsah,” pohon itu agaknya berkata, “kembalilah besok dengan gergaji. Ambil dahan tebalku. Itu bisa untuk membuat papan lantai dan tiang yang kuat. Bahkan ada cukup kayu untuk membuat dindingnya. Gunakan dahan kecil dan daun besar untuk atapnya. Ada banyak.”
Demikianlah, hari berikutnya, pemuda itu mengambil seluruh dahan dan daun untuk membuat rumahnya, menyisakan hanya batangnya. Meski itu melukai pohon itu dengan parah, pohon itu bahagia membuat pengorbanan besar untuk seseorang yang dicintainya.
Selama bertahun-tahun, anak itu tidak pernah kembali. Pohon itu bergantung pada kenangan bahagianya untuk mempertahankan hidupnya.
Kala anak itu datang lagi, kini menjadi pria setengah baya, pohon itu nyaris melompat keluar dari tanah dengan sukacita. “Selamat datang! Sungguh bahagia melihatmu lagi!” Bahkan kali ini burung-burung pun bisa mendengar pohon itu. “Apa yang bisa kulakukan untukmu? Mohon izinkan aku membantu.”
“Aku kini punya anak,” jawab pria itu, “dan aku ingin memulai usaha perab0tanku sendiri untuk mendapat cukup uang untuk memberi mereka kehidupan yang baik.”
“Bagus sekali,” kata pohon tua itu, “meski kamu mungkin berpikir aku cuma tunggul tua, ada banyak kayu indah dalam batangku untuk membuat banyak perabot mahal. Ambillah. Aku akan bahagia jika kamu ambil semua.”
Maka pria itu datang esoknya, menebang batang pohon itu dan mendapat cukup banyak kayu kelas satu untuk memulai usaha perabotannya.
Tak lama setelahnya, pohon itu mati.
Bertahun-tahun kemudian, anak itu, kini telah menjadi orangtua, mengunjungi tempat dimana pohon yang sehat itu pernah berdiri, tempat ia membangun rumah pohon semasa ia kecil, yang selalu begitu dermawan kepadanya. Yang tersisa hanyalah akar yang melapuk. Orang tua itu membaringkan kepalanya di atas akar-akar itu sejenak . Akar itu jauh lebih nyaman daripada bantal bulu. Ia ingat dengan berurai air mata bagaimana pohon itu telah menolongnya, tanpa bertanya, tiap kali ia membutuhkan pertolongan. Bagaimana pohon itu mengorbankan segalanya untuknya, dan bahagia melakukannya setiap saat. Ia pu tertidur.
Ketika ia bangun dari mimpi itu, ia menyadari bahwa pohon itu adalah orangtuanya.

Friday, 22 January 2016

kata bijak motivasi kerja

Rasa semangat perlu ditingkatkan dengan kata kata bijak motivasi kerja agar hasil yang didapat bisa maksimal dan tidak ada yang sia-sia.

Kerja pada dasarnya merupakan keharusan bagi setiap manusia. Tak ada pengecualian kecuali mungkin bagi mereka yang malas. Namun ketahuilah bahwa kemalasan hanya akan mendatangkan kemelaratan dalam hidup. Karena kehidupan membutuhkan para pekerja keras bukan para pemalas dan pecundang.

Kata Kata Bijak Motivasi Kerja Dan Ketekunan

Sebuah syair yang tidak asing lagi bagi telinga kita bahkan menyuruh kita untuk bekerja dengan kesungguhan yang tinggi. "Bekerjalah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok." Pesan eksplisit dari syair tersebut adalah agar kita memiliki kesungguhan dalam bekerja baik untuk dunia maupun akhirat (ibadah).

Maka renungilah kata kata bijak motivasi berikut ini agar anda tetap menjaga kesungguhan dalam hidup dan bekerja.

Bekerja keraslah untuk menjadi baik, dan bekerja lah lebih keras agar menjadi yang terbaik

Bekerja keraslah dengan penuh kesenangan dan ciptakan perbedaan

Segala sesuatu yang bernilai tidak akan datang dengan mudah

Kerja keras adalah hal yang penting. Tetapi masih ada sesuatu yang lebih penting, yaitu percaya pada dirimu sendiri

Semakin keras anda bekerja maka anda akan semakin beruntung

Beberapa orang memimpikan kesuksesan, ketika yang lainnya sedang bangun dan bekerja keras. Menurut anda siapakah yang layak menerima kesuksesan itu?

Jika kerja keras adalah senjatamu maka sukses akan menjadi budakmu

Ketekunan akan mengalahkan kecerdasan selama anda benar-benar tekun

Kehidupan yang indah tidak terjadi begitu saja, melainkan dibangun dengan doa, kerja keras, pengorbanan dan cinta

Keberuntungan hanyalah sisa dari kerja keras

Tidak ada rahasia untuk sukses. Sukses hanyalah hasil dari persiapan, kerja keras, ketekunan, dan belajar dari kegagalan

Hari ini anda melakukan apa yang tidak dilakukan orang lain. Maka besok anda akan dapat melakukan hal yang tidak dapat dilakukan orang lain

Jangan menyerah karena setiap permulaan adalah yang terberat

Segeralah bangun dengan keputusan maka anda akan tidur dalam kepuasan

Kunci dari manajemen diri adalah ketekunan

Apapun yang kamu lakukan pasti akan ada akibatnya. Baik ataupun buruk jangan pernah takut untuk memulai

Jalan yang terjal dan berliku biasanya akan membawa anda pada tujuan yang indah

Ketekunan membutuhkan ketabahan dalam menghadapi rintangan dan cobaan 

Sebuah mahakarya tidaklah cukup dengan mengandalkan talenta semata

Ketekunan akan membawa anda pada kesempurnaan

Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa dan selalu ada jalan bagi mereka yang gemar berusaha

Penghargaan tertinggi dari kerja keras bukanlah pada apa yang anda hasilkan melainkan bagaimana anda berkembang karenanya

Adanya jarak antara mimpi indah dan keindahan sukses maka anda diharuskan untuk mempunyai tekad dan kegigihan agar mampu menempuh jarak itu

Segerlah bertindak dan terus berjuang, karena diri anda lah yang menentukan nasib anda

Minimal anda siap bercucuran keringat, bersusah payah, dan berjuang habis-habisan. Karena tidak ada kata INSTAN dalam menjemput kesuksesan

Jika anda ingin Tuhan membantu anda, maka dahuluilah dengan membantu diri anda sendiri

Jika anda tidak mampu terbang maka berlarilah, jika tak mampu berlari maka berjalan sudah cukup. Jika belum bisa maka merangkak lah. Karena anda harus terus bergerak maju dan maju

Untuk sukses pun anda harus membutuhkan orang lain. Sekedar meminta saran atau bekerjasama

Jadilah orang kecil yang berpikiran besar. Jangan jadi orang besar yang berpikiran kecil/sempit - Andrie Wongso

Masalah itu adil. Ia datang pada semua orang, tapi tidak dengan "jalan keluar." Karena jalan keluar hanya datang pada mereka yang mencarinya