Hai sahabat blogger, saya AW (Adi Wiguna) kali ini saya ingin membagikan sebuah cerita menarik, yang tentunya akan membuat kita agar lebih menghargai kemandirian saat kita hidup dalam kehidupan yang penuh dengan perjuangan ini..
Konon di satu saat
yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang
baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak
aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi
udara bebas.
Satu hari ketika
mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang, “Mari kita turun dan mendapatkan
sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!”. Elang membalas,
“Kedengarannya ide yang bagus”.
Jadi kedua burung
melayang turun ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan dan
memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor Sapi.
Sapi ini tengah sibuk makan jagung,namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang
dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang,
silakan cicipi jagung manis ini”.
Ajakan ini membuat
kedua burung ini terkejut. Mereka tidak biasa jika ada binatang lain berbagi
soal makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya, “Mengapa kamu bersedia
membagikan jagung milikmu bagi kami?”. Sapi menjawab, “Oh, kami punya banyak
makanan disini. Tuan Petani memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan”.
Dengan undangan itu, Elang dan Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah.
Sebelum selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan Petani.
Sapi menjawab, “Yah,
dia menumbuhkan sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak perlu
bekerja untuk makanan”. Kalkun tambah bingung, “Maksud kamu, Tuan Petani itu
memberikan padamu semua yang ingin kamu makan?”. Sapi menjawab, “Tepat sekali!.
Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami tempat untuk tinggal.” Elang dan
Kalkun menjadi syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal seperti ini.
Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari naungan.
Ketika datang waktunya
untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang
situasi ini. Kalkun berkata pada Elang, “Mungkin kita harus tinggal di sini.
Kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja. Dan
gudang yang disana cocok dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun.
Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu bekerja untuk dapat hidup.”
Elang juga goyah
dengan pengalaman ini, “Saya tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya
terlalu baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit untuk dipercaya
bahwa ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa mbalan. Disamping itu saya lebih
suka terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan bekerja untuk
menyediakan makanan dan tempat bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada
kenyataannya, saya menemukan hal itu sebagai tantangan menarik”.
Akhirnya, Kalkun
memikirkan semuanya dan memutuskan untuk menetap dimana ada makanan gratis dan
juga naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat mencintai kemerdekaannya
dibanding menyerahkannya begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang
membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan selamat berpisah untuk teman lamanya
Si Kalkun, Elang menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang ia tidak
ketahui bagaimana ke depannya.
Semuanya berjalan baik
bagi Si Kalkun. Dia makan semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja. Dia
bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun suatu hari dia mendengar istri
Tuan Petani menyebutkan bahwa Hari raya Thanks giving akan datang beberapa hari
lagi dan alangkah indahnya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam.
Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah waktunya untuk pergi dari
pertanian itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.
Namun ketika dia
berusaha untuk terbang, dia menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan
malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa mengepak-ngepakkan
sayapnya. Akhirnya di Hari Thanks giving keluarga Tuan Petani duduk bersama
menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.
Ketika anda menyerah
pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan
kemerdekaan anda…Dan Anda akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak
ada KESEMPATAN lagi…
Seperti pepatah kuno
“selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus"semoga bermanfaat kawan..
No comments:
Post a Comment